Materi 3. Dampak Negatif Globalisasi

 

 Dampak Negatif Globalisasi

 


Globalisasi selain sebagai peluang ternyata dapat menjadi ancaman. Sebagai contoh, perkembangan teknologi informasi melalui peralatan canggih telah menjadikan berbagai informasi antarbangsa dapat diakses tanpa pengawasan negara. Hal ini menjadikan suatu bangsa tidak bisa menolak nilai-nilai yang masuk ke negaranya. Nilai budaya yang masuk dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa bisa mengubah pola pikir dan tingkah laku masyarakat. Bahkan akibatnya bisa berbahaya bagi suatu negara. Bahaya yang terjadi bisa tanpa peperangan, karena cukup dengan sebaran informasi nilai-nilai negatif melalui jaringan komunikasi, suatu bangsa dapat hancur.

Selain dampak di atas, terjadi pergeseran pula dalam hal cara pemilihan barang. Barang produksi luar negeri lebih banyak menawarkan produknya dengan harga lebih murah sehingga otomatis melemahkan kemampuan daya saing barang produksi lokal. Sementara mentalitas bangsa Indonesia yang konsumtif dan mempunyai sikap bangga jika menggunakan atau mengkonsumsi produk yang bermerk luar negeri. Akibatnya perusahaan nasional terutama pengusaha kecil dan menengah pun mengalami kebangkrutan. Untuk mengetahui apa saja dampak negatif globalisasi, marilah kita ikuti pembahasan berikut!

 

1.     Westernisasi

Makin cepatnya arus informasi yang diperoleh di era globalisasi menyebabkan berbagai macam pengaruh muncul dalam perubahan sosial- budaya. Arus informasi yang berkembang cukup cepat menyebabkan interaksi masyarakat dengan masyarakat lain makin intensif. Interaksi dengan dunia luar yang tidak disaring ataupun tidak terkendali dapat mempengaruhi perilaku masyarakat. Salah satunya adalah westernisasi.  Apakah  kamu pernah mendengar istilah westernisasi?

Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan nasionalisme dengan meniru atau melakukan aktivitas kebarat-baratan. Westernisasi dilakukan di antaranya dengan cara meniru gaya hidup bangsa Barat seperti bangsa Eropa dan Amerika. Mengapa yang ditiru adalah Eropa dan Amerika? Bangsa Eropa dan Amerika dianggap sebagai bangsa yang lebih modern sehingga banyak anggapan bahwa meniru mereka akan disebut modern. Padahal, kalau kita cermati, gaya hidup dan perilaku bangsa Barat belum tentu sesuai dengan budaya kita. Westernisasi dapat dilihat dari cara berpakaian, cara mengisi waktu luang, dan sebagainya.

Gaya hidup yang bermewah-mewahan, gaya rambut kepirang-pirangan, pergi ke klub malam, dugem adalah beberapa diantara contoh perilaku westernisasi. Westernisasi dapat terjadi karena masyarakat seringkali menyalahartikan antara westernisasi dan modernisasi. Padahal antara westernisasi, globalisasi dan modernisasi adalah hal yang berbeda. Dapatkah kamu membedakan antara westernisasi dan globalisasi? Bagaimanakah westernisasi itu terjadi dan apa dampaknya bagi masyarakat?

Globalisasi sebagai media penyebaran berbagai hal di dunia ini tidak hanya penyebaran hal-hal yang berasal dari barat, tetapi juga penyebaran unsur-unsur lain yang bersifat universal.

 

a)                      Faktor Penyebab Westernisasi

Faktor penyebab terjadinya westernisasi antara lain sebagai berikut!

(1)   Kurang penguasaan dan berkembangnya iptek.

(2)   Masyarakat yang bersifat konsumtif terhadap barang-barang luar negeri.

(3)   Maraknya budaya Barat dan akulturasi (percampuran) budaya.

(4)   Kurangnya kesadaran masyarakat memilah budaya yang baik atau buruk.

(5)   Munculnya keinginan untuk mencari kebebasan, seperti negaranegara Barat

(6)   Meniru gaya berbusana, rambut, serta gaya hidup ke barat-baratan

 

b)                        Dampak Positif Westernisasi

(1)   Dapat menguasai iptek.

(2)   Terjadi akulturasi (percampuran) budaya sehingga tidak mengalami kebosanan budaya karena masyarakat selalu menginginkan hal-hal yang baru.

(3)   Penggunaan bahasa lain dalam komunikasi meningkatkan wawasan dan pengetahuan.

(4)   Munculnya ide-ide baru yang dapat membantu kemajuan IPTEK.

 

c)                               Dampak Negatif Westernisasi

(1)   Lunturnya jiwa nasionalis dan jati diri bangsa.

(2)   Melunturkan semangat cinta akan bangsa dan budaya sendiri.

(3)   Gaya hidup yang bersifat konsumtif.

(4)   Mencari segala sesuatu yang instan.

(5) Budaya Barat yang dikenal dengan konsep liberalisme, yang mengakibatkan munculnya pornografi, pergaulan bebas, dan sebagainya.

 

2.     Demoralisasi

Globalisasi yang terjadi, menjadikan paham-paham barat masuk secara leluasa ke Indonesia. Paham-paham tersebut belum tentu sesuai dengan nilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Hal ini menyebabkan nilai-nilai sosial masyarakat memudar. Masyarakat mulai meninggalkan nilai dan norma sosial mereka. Memudarnya nilai dan norma sosial ini pada akhirnya dapat menyebabkan munculnya dekadensi moral atau demoralisasi. Dekadensi moral atau demoralisasi adalah menurunnya atau merosotnya akhlak atau moral seseorang. Ciri dari penurunan moral ini salah satunya ditunjukkan dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Demoralisasi yang banyak kita jumpai saat ini antara lain pembunuhan, pencurian, korupsi, dan pergaulan bebas. Akibat selanjutnya dari demoralisasi adalah meningkatnya kriminalitas dalam masyarakat. Dapatkah kamu memberikan contoh tentang demoralisasi.

 

3.     Kesenjangan Sosial Ekonomi

Tidak dipungkiri lagi bahwa kesenjangan sosial ekonomi saat ini  terjadi  di berbagai daerah. Kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi salah satunya sebagai akibat dari globalisasi. Apa yang dimaksud dengan kesenjangan sosial ekonomi? Kesenjangan sosial ekonomi adalah perbedaan yang tajam antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam bidang sosial dan ekonomi.



Sumber : http//www.merdeka.com

Gambar  Kesenjangan Sosial Ekonomi Semacam Ini akan Banyak Kita Temukan di Masyarakat

Gambar di atas menunjukkan salah satu contoh bentuk kesenjangan sosial ekonomi yang biasa terdapat di kota besar. Kesenjangan sosial  ekonomi  dapat terjadi karena pembangunan dan modernisasi  tidak  dilaksanakan secara merata dan berimbang. Ketidakmerataan pembangunan menyebabkan hasil pembangunan yang diterima masyarakat belum  merata.  Hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan dan globalisasi hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Ketidakmerataan dan ketidakseimbangan hasil- hasil pembangunan  pada  akhirnya  bisa  membahayakan  kehidupan  sosial di antaranya yaitu terjadinya kecemburuan sosial. Akibatnya, di satu pihak berkembang golongan masyarakat kaya dan serba-mewah, di sisi yang lain berkembang golongan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.


 4.     Kriminalitas

Kriminalitas yang semakin merajalela adalah dampak lanjutan dari segala macam masalah sosial yang muncul di masyarakat. Dari hari ke hari, media massa baik cetak, media online ataupun media elektronik di dominasi oleh berita kriminal mulai dari pembunuhan, mutilasi, pembuangan bayi, penculikan, penipuan, korupsi, dan sebagainya.

Apakah yang dimaksud dengan kriminalitas? Kriminalitas dapat disebut juga sebagai segala bentuk tindakan yang melanggar norma hukum. Tindakan kriminal yang dilakukan makin bervariasi. Mulai dari cara sederhana sampai menggunakan teknologi canggih dapat kita temukan. Kriminalitas yang dilakukan saat ini seolah ikut memanfaatkan arus globalisasi. Bahkan, perkembangan media hiburan, media massa atau media sosial lain turut berperan dalam memicu terjadinya tindakan kriminal di kalangan masyarakat. Lalu apakah yang menyebabkan terjadinya kriminalitas?

Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah :

(a)         pertentangan dan persaingan,

(b)        perbedaan ideologi politik,

(c)         kepadatan dan komposisi penduduk,

(d)        perbedaan kekayaan dan pendapatan, dan

(e)         mentalitas yang labil.

 

Banyaknya kriminalitas yang terjadi mengakibatkan dampak yang tidak sedikit.

Adapun akibat dari kriminalitas di antaranya adalah :

(a)         merugikan pihak lain baik material maupun imaterial,

(b)        merugikan masyarakat secara keseluruhan,

(c)         merugikan negara, dan

(d)        mengganggu stabilitas keamanan masyarakat.

 

Kriminalitas yang makin banyak terjadi di masyarakat mengharuskan berbagai pihak berpikir mencari cara pemecahan yang dianggap efektif.

Adapun solusi yang dapat dilakukan adalah seperti berikut :

(a)         Menegakkan sanksi hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu.

(b)         Mengaktifkan peran orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak.

(c)         Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai budaya bangsa.

(d)        Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai dan norma dalam masyarakat.

 

5.     Pencemaran Lingkungan

Masuknya perusahaan asing dan pembangunan sebagai proses dari globalisasi telah membawa perubahan pula dalam lingkungan alam. Berbagai kemudahan telah kita rasakan sebagai dampak dari globalisasi. Namun demikian proses globalisasi  yang tidak dibarengi dengan analisis masalah  dan dampak lingkungan (AMDAL) sering menimbulkan malapetaka, yakni berupa pencemaran lingkungan. Hal itu dapat diakibatkan oleh teknologi dan alat mesin yang digunakan oleh pabrik pengolahan ataupun industri.

Pencemaran merupakan perbuatan mencemari atau membuat lingkungan menjadi tercemar. Pencemaran dapat dikelompokkan menjadi pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara. Pencemaran lingkungan ditandai dengan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran lingkungan, baik lingkungan udara, air, suara, maupun tanah, akan berdampak bagi kesehatan tubuh manusia maupun makhluk hidup yang lainnya. Banyak wabah penyakit yang ditimbulkan dari pencemaran, seperti sesak napas, keracunan udara, kolera, asma, dan TBC. Mengingat bahaya tersebut, berbagai usaha perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Usaha-usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan tidak dapat dilakukan hanya dalam skala lokal maupun nasional, melainkan harus dilaksanakan dalam skala global. Semua negara bersama-sama menanggulangi terjadinya pencemaran. Penanggulangan pencemaran dapat berupa penanggulangan administratif, edukatif, dan juga teknologis.


6.     Kenakalan Remaja

Vandalisme dan tawuran merupakan salah satu gejala kenakalan remaja yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan. Gambar di atas menggambarkan bahwa dalam masyarakat sering terjadi aksi yang dilakukan oleh remaja seperti tawuran atau vandalisme (mencoret-coret fasilitas umum). Hal ini sebagai bentuk dari makin memudarnya nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh remaja. Aksi yang dilakukan oleh remaja itu dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja. Kenakalan remaja disebut juga dengan istilah juvenille deliquency. Kartini Kartono (1992) menjelaskan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delincuency sebagai gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui masyarakat) yang ditujukan pada orang, binatang, dan atau barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Kenakalan remaja lebih banyak dipicu oleh sifat atau kepribadian jiwa remaja yang masih labil dan mencari jati diri.

Adapun salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah demonstration effect, yaitu pola hidup memperlihatkan penampilan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarya demi diperolehnya gengsi atau  prestise.  Dalam  pola hidup semacam ini remaja berusaha menampilkan sikap dan pola hidup seolah-olah kaya, maju, modern dan sebagainya. Sikap ini, banyak mereka peroleh dari media massa sehingga remaja mempunyai kecenderungan untuk konsumtif, atau agar dianggap up to date.

Bentuk-bentuk kenakalan remaja di antaranya adalah seperti :

(a)       Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti perkelahian, perampokan, pembunuhan.

(b)    Kenakalan remaja yang menimbukan korban materi, seperti perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan.

(c)         Kenakalan remaja yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, seperti penyalahgunaan narkoba.

(d)      Kenakalan yang melawan status, sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status sebagai anak dengan cara pergi dari rumah atau membantah perintah orang tua.

(e)      Kenakalan remaja nonkriminal adalah remaja  yang  cenderung  tertarik pada kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiatan masyarakat atau sekolah, melamun, mudah tersinggung, dan sebagainya.

(f)   Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri.

Gejala dari kenakalan remaja bentuk tersebut di antaranya adalah seperti berikut :

(a)     mengebut di jalan.

(b)     membentuk kelompok-kelompok dengan aturan tidak etis, misalnya kelompok pergaulan bebas.

(c)      membentuk kelompok yang cenderung membawa ke arah destruktif, seperti kelompok tawuran, pemerasan.

(d)     Pengedaran gambar, atau VCD porno di kalangan anak remaja.

(e)   Memakai, mengedarkan, dan memasuki jaringan pemakaian narkoba dan obat-obat terlarang.

(f)   Tindakan indisipliner di sekolah, di rumah, di tempat umum, misalnya tidak masuk sekolah, membolos, tawuran, tidak patuh pada orang tua, dan guru.

(g)     Mencoret-coret dan merusak fasilitas umum.

(h)   Melakukan tindakan penyimpangan seksual  yang  tidak  sesuai  dengan nilai-nilai serta norma yang berlaku, misalnya pemerkosaan, pencabulan, kumpul kebo dan sebagainya.

(i)      Melakukan tindakan kriminal misalnya: mencuri, merampok, membunuh dan sebagainya.

Tahukah kamu mengapa para remaja melakukan kenakalan remaja?

Penyebab kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua:

(a)    Faktor Intern

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri remaja tersebut. seperti.

(1)   Krisis Identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Integrasi pertama, terbentuknya perasaan akan konsisten dalam kehidupannya. Integrasi kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

(2)   Faktor Kepribadian

Masa remaja dikatakan sebagai masa yang sedang mencari jati diri. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis identitas karena belum adanya pegangan. Kepribadian yang tidak dapat dibentuk dengan baik akan mengarahkan remaja untuk melakukan kenakalan dan tindakan menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.

(3)   Faktor status dan peranannya dalam masyarakat

Tindakan menyimpang terhadap hukum yang pernah dilakukan anak mendorong kembali si anak melakukan penyimpangan. Seorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, sering kali pada saat kembali ke masyarakat status  atau  sebutan  “eks atau mantan atau bekas” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena merasa tertolak dan terasingkan.

(b)    Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor-faktor penyebab yang berasal dari luar diri remaja, seperti.

(1)   Kondisi Lingkungan Keluarga

Kondisi orang tua di lingkungan keluarga dapat menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Misalnya saja, orang tua yang disibukkan oleh karir dan pekerjaaan, menjadi kurang perhatian dan memberikan kasih sayang kepada anak. Selain itu, kesibukan mereka mengakibatkan kurangnya proses dialogis dan komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Penyebab kenakalan remaja pada anak dari keluarga mampu atau kaya bukan terletak pada materi, tetapi lebih pada kurangnya kasih sayang dan perhatian. Sementara pada keluarga yang kurang mampu, penyebab kenakalan remaja adalah kurangnya perhatian orang tua karena sibuk mencari nafkah, ketidakmampuan untuk rekreasi, kondisi perumahan yang tidak memenuhi syarat, ketidakmampuan orang tua menyekolahkan anak, suatu pengaruh seseorang memiliki daya beli bukan karena faktor kebutuhan, tetapi takut akan sebutan ketinggalan zaman dan hanya untuk memenuhi gaya hidup dan sebagainya.

(2)    Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik

Apabila sistem pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah mentoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan makin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.

(3)    Kondisi Geografis atau Kondisi Alam Fisik

Kondisi geografis yang tidak subur, kering, tandus dapat juga menjadi penyebab seorang remaja melakukan tindakan menyimpang, terlebih pada individu yang bermental negatif. Tindakan kenakalan remaja akibat dari kondisi ini, misalnya melakukan pencurian, mengganggu keamanan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, melakukan pengrusakan.

(4)    Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik

Kesenjangan yang nyata dan tampak antara orang kaya dan orang miskin menyebabkan kecemburuan sosial yang dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (perang, konflik antarparpol dan sebagainya) dapat memengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan penyimpangan.

Kasus-kasus kenakalan remaja saat ini semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, banyak pihak berusaha untuk mencari solusi atau pencegahan sebagai upaya mengurangi tingkat kenakalan dari remaja-remaja tersebut. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kenakalan remaja harus dilakukan oleh berbagai pihak terkait, termasuk dari keluarga, pemerintah, sekolah, dan masyarakat.


Adapun upaya tersebut di antaranya adalah seperti berikut:

(a)           Menguatkan sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.

(b)          Memberikan pendidikan tidak hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pendidikan mental, pribadi, agama dan budi pekerti.

(c)          Menyediakan sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.

(d)         Menyelenggarakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.

(e)          Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja delikuensi dan nondelikuen.

 

7.     Individualisme yang Semakin Tinggi

Individualisme bisa disebut sebagai perilaku yang mementingkan diri sendiri dan tidak mau tahu urusan atau kepentingan orang lain.  Di  kota  besar, sikap individualisme tampak jelas, bahkan dengan jarak tetangga yang berdekatan belum tentu saling mengenal. Hal tersebut terjadi karena sosialisasi yang dilakukan berdasarkan kepentingan semata. Kalangan generasi muda di desa juga mulai memiliki sikap individualis yang tinggi. Kepedulian terhadap sesama tampak mulai memudar sebagai salah satu gejala dari perilaku ini. Perilaku gotong royong dan tolong-menolong yang dulu menjadi ciri khas masyarakat desa, perlahan juga mulai luntur seiring dengan  kebersamaan yang mulai memudar.

 

Dapatkah kamu  menemukan  contoh  sikap  individualisme?  Banyak sikap individualis yang berkembang di sekitar kita di antaranya adalah menggunakan handphone tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya. Sikap individualis yang terjadi karena perkembangan teknologi ini terjadi karena mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Contoh sikap individualis lain ialah ketidakpedulian sosial terhadap sesama yang membutuhkan, seperti kaum miskin yang ada di sekitarnya.


Posting Komentar

0 Komentar