Virus Corona

Beberapa Panduan Pencegahan Corona Virus


Diambil dari “The Coronavirus Prevention Handbook, 101 Science Based Tips That Could Save Your Life, Chief Editor Wang Zhou MD, Chief Physician of Wuhan Center For Disease Control and Prevention, 2019.”
Pada bulan Desember 2019, bermunculan sejumlah kasus pneumonia dengan penyebabnya tak diketahui yang memiliki gejala demam, rasa letih, batuk, dan kesulitan bernapas sebagai gejala utama, yang terjadi di Wuhan dalam waktu singkat. Pemerintah Tiongkok dan departemen kesehatan di semua tingkat memberikan prioritas utama pada penyakit ini dan segera memberlakukan tindakan untuk pengendalian penyakit dan perawatan medis, dan mengarahkan lembaga penelitian untuk memulai investigasi, perawatan, dan kolaborasi penelitian. Patogen penyakitnya secara cepat diidentifikasi sebagai virus corona baru, yang kemudian dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menamakan virus itu 2019-nCoV sementara Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) menyebutnya SARS-Cov-2; dan pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus disebut pneumonia coronavirus baru (COVID-19) oleh WHO.

I. Tinjauan Virus Corona

Apakah yang dimaksud dengan virus yang terkait dengan infeksi saluran pernapasan?
“Virus yang terkait dengan infeksi pernapasan” merujuk pada virus yang menyerang dan berkembangbiak di sel epitel saluran pernapasan yang dapat menyebabkan gejala pernapasan dan sistemik.

Apasaja virus umum yang terkait dengan infeksi saluran pernapasan?
Virus dari keluarga Orthomyxoviridae (virus influenza), keluarga Paramyxoviridae (paramyxovirus, virus syncytial pernapasan, virus campak, virus gondok, virus Hendra, virus Nipah dan metapneumovirus manusia), keluarga Togaviridae (virus Rubella), keluarga Picornaviridae (virus rhinovirus), dan keluarga Coronaviridae (SARS coronavirus) adalah virus pernapasan umum. Selain itu, adenovirus, reovirus, virus coxsackie, virus ECHO, virus herpes, dll juga dapat menyebabkan penyakit pernapasan menular.

Apakah Virus Corona itu?
Virus  Corona adalah  virus RNA untai  positif yang beruntai  tunggal yang tidak tersegmentasi. Virus-virus corona termasuk dalam ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan sub-keluarga Orthocoronavirinae, yang dibagi menjadi kelompok (marga) α, β, γ, dan δ sesuai dengan karakteristik serotipik dan genomiknya. Virus Corona termasuk dalam genus Coronavirus dari keluarga Coronaviridae. Ini dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan bunga di selubung virus.


Bagaimana bentuk dan struktur virus corona?
Virus corona memiliki selubung yang membungkus genom RNA, dan virion (seluruh virus) bulat atau oval, seringkali polimorfik, dengan diameter 50 hingga 200 nm. Virus corona baru berdiameter 60 hingga 140 nm. Paku protein terletak di permukaan virus dan membentuk struktur seperti batang. Sebagai salah satu protein antigenik utama virus, paku protein adalah struktur utama yang digunakan untuk penentuan tipe. Protein nukleokapsid merangkup genom virus dan dapat digunakan sebagai antigen diagnostik.

Bagaimana virus corona diklasifikasi?
Sebagian besar virus corona menginfeksi hewan. Saat ini, tiga jenis virus corona telah diisolasi dari manusia: Human Coronavirus 229E, OC43, dan SARS coronavirus (SARS- CoV). Ada 6 jenis virus corona yang sebelumnya diketahui menginfeksi manusia. 229E dan NL63 (dari alphacoronavirus), OC43 (dari betacoronavirus), HKU1, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), dan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV).
Baru-baru ini, virus corona baru diisolasi dari saluran pernapasan bawah pasien di Wuhan, yang menderita pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui (Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya 2019-nCoV sedangkan Komite Internasional tentang Taksonomi Virus (ICTV) menamainya SARS-CoV-2. Kemudian dikonfirmasi bahwa virus tersebut mampu menular dari manusia ke manusia.
Virus corona baru ini sangat mirip dalam hal urutan genom dengan enam virus corona yang ditemukan sebelumnya. Analisis homologi urutan genetiknya mengungkapkan bahwa virus baru memiliki banyak kesamaan dengan SARS-CoV. Virus corona baru ini sekarang diklasifikasikan sebagai beta-coronavirus.

Hewan liar mana yang membawa virus Corona?
Banyak hewan liar membawa patogen dan berpotensi menularkan penyakit menular tertentu. Kelelawar, musang, luak, tikus bambu, dan unta liar, dll, dikenal sebagai inang dari virus corona.
Wabah pneumonia virus corona baru yang berasal dari Wuhan memiliki banyak kesamaan dengan wabah SARS di Guangdong pada tahun 2003: baik virus corona atau SARS, penyebarannya dimulai pada musim dingin; kasus-kasus awal ditelusuri ke kontak dengan hewan segar yang masih hidup di pasar; baik virus corona atau SARS disebabkan oleh virus corona yang sebelumnya tidak dikenal.
Karena kesamaan urutan genom antara virus corona baru dan virus corona yang ditemukan pada kelelawar, yaitu 85% atau lebih tinggi, ada spekulasi yang mengatakan bahwa kelelawar adalah inang alami dari virus corona baru. Seperti halnya virus corona SARS yang menyebabkan wabah pada tahun  2003, virus corona baru kemungkinan memiliki inang perantara antara kelelawar dan manusia namun belum diketahui oleh kita.
Oleh karena itu, orang harus menahan diri dari mengkonsumsi hewan liar yang tidak terinspeksi atau makanan mentah seperti daging yang dijual oleh penjual pinggir jalan.


How do virus corona transmit from animals to humans?
Banyak virus corona yang menginfeksi manusia dapat ditemukan pada kelelawar, yang merupakan reservoir/inang alami dari virus corona. Kelelawar cenderung menjadi inang asli virus corona baru. Penularan dari kelelawar ke manusia mungkin terjadi setelah mutasi melalui inang perantara. Analisis urutan genom menunjukkan adanya lebih dari 85% homologi antara virus corona baru dan virus corona pada kelelawar. Namun, ada beberapa kemungkinan inang perantara lain antara kelelawar dan manusia, yang belum terkonfirmasi. Penularan dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia terutama bergantung pada dua rute: kontak dan lendir (droplet).
Virus corona yang saat ini dikenal, menyebabkan pneumonia pada manusia termasuk HKU1, SARS-CoV, MERS-CoV, dan 2019-nCoV.

Seberapa tahan virus corona di lingkungan yang berbeda?
Virus umumnya dapat bertahan selama beberapa jam di permukaan yang halus. Jika suhu dan kelembaban memungkinkan, mereka dapat bertahan selama beberapa hari. Virus corona baru sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Panas yang berkelanjutan pada 132,8ºF selama 30 menit, eter, alkohol 75%, desinfektan yang mengandung klorin, asam perasetat, kloroform, dan pelarut lipid lainnya dapat secara efektif menonaktifkan virus. Chlorhexidine (juga dikenal sebagai chlorhexidine gluconate) juga secara efektif menonaktifkan virus.
Waktu kelangsungan hidup virus corona baru 2019-nCoV pada suhu lingkungan yang berbeda adalah sebagai berikut.
Jenis Lingkungan
Suhu
Daya Bertahan
Udara
10~15°C
4 jam
25°C
2~3 menit
Percikan
<25°C
24 jam
Lendir nasal
56°C
30 menit
Cairan
75°C
15 menit
Tangan
20~30°C
<5 menit
Kain non-woven
10~15°C
<8 jam
Kayu
10~15°C
48 jam
Baja tahan karat
10~15°C
24 jam
Alkohol 75%
Semua suhu
<5 menit
Pemutih
Semua suhu
<5 menit


Seberapa virulen/ganas 2019-nCoV?
Virus corona umum terutama menginfeksi orang dewasa atau anak-anak yang usianya lebih tua, menyebabkan flu biasa. Beberapa turunannya dapat menyebabkan diare pada orang dewasa. Virus-virus ini sebagian besar ditularkan melalui percikan (droplet), dan juga dapat menyebar melalui rute penularan kotoran dan mulut (fecal-oral). Insiden infeksi virus corona lazim terjadi di musim dingin dan musim semi. Masa inkubasi untuk virus corona biasanya 3 sampai 7 hari.
2019-nCoV adalah virus corona yang mengalami mutasi antigenik. Masa inkubasi virus adalah sesingkatnya 1 hari tetapi umumnya dianggap tidak lebih dari 14 hari. Tetapi perlu dicatat bahwa beberapa kasus yang dilaporkan memiliki masa inkubasi hingga 24 hari. Untuk mengukur tingkat bahaya yang disebabkan oleh virus, infektivitas dan letalitasnya harus dipertimbangkan. Virus corona baru sangat menular dan bisa berakibat fatal, tetapi letalitasnya belum ditentukan saat ini.

Bisakah manusia menumbuhkan kekebalan terhadap 2019- nCoV?
Data ilmiah tentang level dan durasi antibodi imun protektif yang diproduksi pada pasien setelah infeksi virus corona baru tetap langka. Secara umum, antibodi pelindung (imunoglobulin G, IgG) terhadap virus dapat diproduksi dua minggu atau lebih setelah infeksi, dan mungkin ada selama beberapa minggu hingga bertahun-tahun, mencegah infeksi ulang virus yang sama setelah pemulihan. Saat ini upaya sedang dilakukan untuk menguji apakah jika seseorang baru pulih dari infeksi 2019-nCoV dapat membangun antibodi pelindung dalam darah.

Apakah novel coronavirus itu? Mengapa menjadi epidemi?
Virus corona yang baru ditemukan ini adalah mutasi dari novel coronavirus (β genus), yang diberi nama 2019-nCoV oleh WHO dan SARS-CoV-2 oleh ICTV. Pada 10 Januari 2020, sekuensing genom atas sampel pertama 2019-nCoV selesai dilakukan, dan urutan genom virus dari lima sampel berikutnya diumumkan setelah itu.
Akibat mutasi antigenik yang membuat virus korona ini tidak dikenal oleh manusia, masyarakat umum tidak memiliki kekebalan terhadap strain baru virus ini. Selain itu, penularan virus ini terjadi melalui lebih dari satu cara. Faktor-faktor inilah yang mengakibatkan novel coronavirus menjadi epidemi.

II. Penularan 2019-nCoV

Siapa yang rentan terhadap 2019-nCoV?
Novel coronavirus ini baru saja muncul pada manusia. Oleh karena itu, secara umum, masyarakat rentan terhadap virus tersebut karena tidak memiliki kekebalan terhadapnya. 2019-nCoV dapat menginfeksi individu dengan kekebalan normal atau terganggu. Jumlah paparan terhadap virus itu juga menentukan apakah Anda terinfeksi atau tidak. Jika Anda terpapar sejumlah besar virus, Anda mungkin jatuh sakit walaupun fungsi kekebalan tubuh Anda normal. Untuk orang dengan fungsi kekebalan yang buruk, seperti orang tua, wanita hamil atau orang dengan gangguan hati atau ginjal, penyakit ini berkembang relatif cepat dan gejalanya lebih parah.
Faktor dominan yang menentukan apakah seseorang terinfeksi atau tidak adalah peluang untuk terpapar virus tersebut. Jadi, tidak dapat disimpulkan bahwa kekebalan yang lebih baik akan menurunkan risiko seseorang untuk terinfeksi. Anak-anak memiliki lebih sedikit kemungkinan terpapar dan dengan demikian kemungkinan terinfeksinya lebih rendah. Namun, dengan jumlah paparan yang sama, orang lanjut usia, orang dengan penyakit kronis atau fungsi kekebalan yang terganggu akan lebih mungkin terinfeksi virus ini.

Apa saja karakteristik epidemiologi COVID-19?
Epidemi COVID-19 kini telah melalui tiga tahap: wabah lokal, penularan masyarakat, dan tahap tersebar luas (epidemik).
Dinamika penularan: pada tahap awal epidemi ini, masa inkubasi rata-ratanya adalah 5,2 hari; waktu penggandaan epidemi adalah 7,4 hari, yaitu jumlah orang yang terinfeksi berlipat dua dalam 7,4 hari; rata-rata interval kontinunya (rata-rata waktu interval penularan dari satu orang ke orang lainnya) adalah 7,5 hari; regeneration index (RD) dasarnya diperkirakan 2,2 – 3,8, artinya rata-rata setiap pasien menularkan kepada 2,2 – 3,8 orang lainnya.
Interval rata-rata utama: untuk kasus sedang, interval rata-rata sejak terjangkit sampai kunjungan pertama ke rumah sakit adalah 5,8 hari, dan sejak terjangkit sampai dirawat di rumah sakit adalah 12,5 hari; untuk kasus berat interval rata-rata sejak terjangkit hingga dirawat di rumah sakit adalah 7 hari dan sejak terjangkit sampai diagnosis adalah 8 hari; untuk kasus fatal, rata-rata interval sejak terjangkit sampai diagnosis lebih lama (9 hari), dan sejak terjangkit sampai kematian adalah 9,5 hari.
Tahap penularan: epidemi COVID-19 melalui tiga tahapan: 1) tahap wabah lokal (kasus-kasus pada tahap ini kebanyakan terkait dengan paparan pasar seafood); 2) tahap penularan masyarakat (penularan interpersonal dan terklusternya penularan dalam masyarakat dan keluarga); 3) tahap tersebar luas (penyebaran yang cepat, dengan aliran populasi yang luas, sampai ke seluruh negara Tiongkok dan bahkan seluruh dunia).

Apakah ada obat atau vaksin terhadap COVID-19?
Saat ini, tidak ada pengobatan antivirus khusus terhadap COVID-19. Pasien umumnya menerima perawatan suportif untuk menghilangkan gejala. Hindari pengobatan antimikroba yang tidak bertanggung jawab atau tidak pantas, terutama dikombinasi dengan antimikroba spektrum luas. Saat ini tidak ada vaksin untuk melawan penyakit baru ini. Mengembangkan vaksin baru mungkin perlu waktu.

III. Deteksi, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa perbedaan antara COVID-19 dan pneumonia lainnya?
(1)  Pneumonia bakteri. Gejala umum termasuk batuk, batuk berdahak, atau eksaserbasi dari gejala pernapasan asli, dengan dahak purulen atau berdarah, dengan atau tanpa nyeri dada. Ini umumnya tidak dianggap sebagai penyakit menular.
(2) SARS / MERS. Meskipun coronavirus novel tersebut dalam keluarga yang sama sebagaimana coronavirus SARS dan MERS, analisis evolusi genetik menunjukkan bahwa ia milik cabang yang berbeda dari subkelompok yang sama. Ini bukan SARS atau virus MERS, berdasarkan urutan genomik virus. Karena kesamaan antara pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19-dan SARS / MERS, sulit untuk membedakan mereka dengan manifestasi klinis dan hasil gambar. Oleh karena itu, tes identifikasi patogen oleh rRT-PCR diperlukan.
(3)  Pneumonia virus lainnya. Pneumonia disebabkan oleh virus influenza, rhinovirus, adenovirus, metapneumovirus manusia, virus syncytial pernapasan, dan coronavirus lainnya.

Apa yang harus saya lakukan jika saya terinfeksi COVID-19?
Segera pergi ke institusi medis lokal yang ditunjuk untuk evaluasi, diagnosis dan perawatan. Ketika mencari perawatan medis untuk kemungkinan infeksi 2019-nCoV, Anda harus memberi tahu dokter Anda tentang riwayat perjalanan dan tempat tinggal Anda baru-baru ini, terutama jika Anda pernah ke daerah epidemi baru-baru ini, dan riwayat kontak dengan pasien pneumonia atau dugaan Kasus –nCoV 2019, dan hewan. Sangat penting untuk dicatat bahwa masker bedah harus dipakai sepanjang kunjungan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

Apakah ada obat atau vaksin terhadap COVID-19?
Saat ini, tidak ada pengobatan antivirus khusus terhadap COVID-19. Pasien umumnya menerima perawatan suportif untuk menghilangkan gejala. Hindari pengobatan antimikroba yang tidak bertanggung jawab atau tidak pantas, terutama dikombinasi dengan antimikroba spektrum luas. Saat ini tidak ada vaksin untuk melawan penyakit baru ini. Mengembangkan vaksin baru mungkin perlu waktu.


IV. Tindakan pencegahan pribadi

Bagaimana mencegah infeksi saluran pernapasan di musim semi dan musim dingin?
  1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun biasa atau antimikroba dan bilas dengan air mengalir. Pastikan untuk mengeringkan tangan dengan handuk bersih. Cuci tangan segera setelah kontak dengan sekret pernapasan (misalnya setelah bersin).
  2. Lakukan praktik kebersihan / batuk pernapasan yang baik. Tutup mulut dan hidung saat batuk / bersin dengan tisu, handuk dll, hindari menyentuh mata, hidung atau mulut sesudahnya, sebelum mencuci tangan dengan seksama.
  3. Memperkuat kesehatan dan imunitas secara keseluruhan. Jaga pola makan seimbang, memiliki kecukup tidur dan olahraga teratur, dan juga hindari bekerja secara berlebihan.
  4. Jaga kebersihan dan ventilasi udara di rumah yang baik. Buka jendela secara teratur sepanjang hari agar udara segar selalu terjaga di dalam rumah.
  5. Hindari tempat yang ramai atau kontak dengan orang yang sudah/memiliki infeksi saluran pernapasan.
  6. Cari pertolongan medis jika muncul demam, batuk, bersin, pilek atau gejala pernapasan lainnya.

Mengapa flu yang disebabkan oleh virus menjadi pandemi?
Umumnya, influenza ditularkan melalui tetesan pernapasan (bersin) dan kontak dari orang yang terinfeksi ke yang rentan, atau melalui kontak dengan barang yang terkontaminasi. Secara umum, insidensinya memuncaknya di musim gugur dan musim dingin. Influenza manusia terutama disebabkan oleh virus influenza A dan virus influenza B. Virus influenza A sering mengalami mutasi antigen dan selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam subtipe seperti H1 N1, H3N2, H5N1, dan H7N9. Ketika subtipe virus influenza baru muncul, mereka dengan mudah menjadi pandemi karena populasi umumnya tidak memiliki kekebalan terhadap virus ini.

Bagaimana menjauhkan diri dari corona virus terbaru?
(1) 2019-nCov utamanya ditularkan oleh percikan dan kontak penderita, oleh karena itu masker bedah medis harus dipakai dengan benar.
(2) Saat bersin atau batuk, jangan tutupi hidung dan mulut dengan tangan kosong tetapi gunakan tisu atau masker sebagai gantinya.
(3)  Cuci tangan dengan benar dan sesering mungkin. Sekalipun ada virus di tangan, mencuci tangan bisa menghalangi virus memasuki saluran pernapasan melalui hidung atau mulut.
(4) Tingkatkan kekebalan/imunitas Anda, dan hindari pergi ke tempat yang ramai dan tertutup. Berolahraga lebih banyak dan punya jadwal tidur yang teratur. Meningkatkan kekebalan Anda adalah cara paling penting untuk menghindari infeksi.
(5) Pastikan untuk selalu memakai masker! Hal ini digunakan berjaga-jaga jika Anda melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, mengenakan masker dapat mencegah Anda menghirup tetesan (bersin) pembawa virus secara langsung.

Bisakah masker memblokir virus kecil seperti itu?
Masker itu efektif. Hal ini disebabkan penggunaan masker bertujuan untuk memblokir 'pembawa' yang menularkan virus daripada memblokirnya itu sendiri. Cara yang umum untuk penularan virus pernapasan meliputi kontak dekat dalam jarak pendek dan transmisi aerosol jarak jauh. Aerosol tersebut berupa bersin dari pasien. Dengan mengenakan/menggunakan masker dengan benar, dapat secara efektif memblokir bersin dan karenanya mencegah virus masuk langsung ke dalam tubuh.
Perlu diingat bahwa, kita tidak perlu memakai respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat menghalangi sebagian besar tetesan pembawa virus/bersin memasuki saluran pernapasan.

Apa sajakah fitur masker yang memiliki tujuan berbeda?
Jenis masker utama: respirator N95/KN95, masker wajah bedah,dan masker wajah katun.
Respirator N95 / KN95 dapat menyaring 95% partikel dengan diameter aerodinamis lebih besar atau sama dengan 0, 3 µm, dan memblokir virus. Semua jenis masker tersebut dapat membantu pencegahan penyakit melalui pernafasan (udara).
Masker wajah bedah sekali pakai memiliki 3 lapisan. Lapisan luar adalah lapisan non- anyaman  hidrofobik yang mencegah tetesan/bersin memasuki topeng; lapisan tengah memiliki filter untuk memblokir 90% partikel dengan diameter lebih besar dari 5µm; dan lapisan dalam yang bersentuhan dengan hidung dan mulut menyerap kelembapan.
Masker-masker tersebut biasanya digunakan untuk operasi medis steril dan digunakan untuk pencegahan penyakit melalui pernafasan. Masker wajah berbahan katun tebal, pengap, dan tidak pas untuk wajah, dan karenanya tidak efektif melawan virus.

Tipe Masker
Digunakan untuk
Efisiensi Filtrasi
Frekuensi
Penggunaan
Masker N95
{Tanpa                  katup pernapasan)
Dikenal  juga dengan nama   ‘Respirator N95’. Alat ini merupakan alat pelindung  pernafasan yang secara efektif dapat menyaring partikel     di
udara dan cocok untuk melindungi terhadap penyakit infeksi pernapasan yang menular melalui udara.
95%  mencegah masuknya partikel yang sangat kecil (partikel dengan ukuran sekitar 0,3 pm)
Dapat digunakan kembali atau digunakan
beberapa kali. Buang masker saat rusak, cacat, basah
atau kotor.
Masker  N95 (Dengan katup        pernapasan)
Sama seperti masker N95 tanpa  katup pernapasan.
Respirator N95 dengan katup pernafasan memiliki desain yang halus dengan beberapa penutup. Ini memungkinkan  udara yang dihembuskan untuk keluar tanpa membiarkan partikel kecil masuk. Desain ini membuat menghembuskan napas lebih mudah dan membantu mengurangi akumulasi  kelembaban dan panas.
Sama seperti masker N95 tanpa katup pernapasan ,
jenis ini 95% mencegah masuknya partikel yang sangat kecil (partikel dengan ukuran sekitar 0,3 pm)
Sama           seperti masker N95  tanpa
katup pernapasan.
Masker                bedah
Digunakan sebagai alat pelindung    dasar untuk
perawat medis profesional atau personel medis terkait. Alat ini melindungi pemakai dari percikan dan tetesan yang mungkin mengandung kuman.
Efisiensi penyaringan setiap masker bedah tidak
seragam. Beberapa jenis mungkin berkinerja lebih buruk dari standar kebutuhan masker bedah atau masker pelindung medis. Secara umum, alat ini bisa menyaring partikel yang kira-kira berukuran 5 km. Ada lapisan luar penolak air yang menghalangi tetesan memasuki  masker; lapisan di tengah adalah lapisan penyaring.
Hanya sekali pakai
Masker   medis umum
Masker  perlindungan sekali       pakai untuk
prosedur medis. Umumnya digunakan dalam lingkungan normal untuk mencegah masuknya partikel (seperti serbuk sari). Tidak disarankan untuk menyaring
mikroorganisme patogen.
Tidak memenuhi persyaratan         efisiensi
penyaringan untuk partikel mikro dan bakteri karena memiliki kualifikasi yang lebih rendah dari masker bedah dan masker pelindung medis.
Hanya sekali pakai
Cotton face masks
Digunakan untuk menjaga kehangatan dan mencegah masuknya partikel yang  lebih besar seperti debu.
Hanya bisa menyaring partikel yang lebih besar, seperti jelaga atau debu.
Bisa    dicuci   dan digunakan kembali

Mengapa cuci tangan itu penting dalam pencegahan penyakit pernapasan?
Tangan merupakan medium penting dalam transmisi virus-virus yang ditularkan melalui air, makanan, darah atau produk darah, percikan pernapasan, sistem pencernaan, selain sentuhan baik langsung maupun tidak langsung. Studi menunjukkan bahwa cuci tangan yang benar merupakan salah satu tindakan yang paling efektif untuk mencegah diare dan infeksi pernapasan.

Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
Langkah 1: Usap sabun ke tangan dan gosok telapak tangan kiri ke kanan dengan jari saling berkaitan.
Langkah 2: Taruh satu telapak di telapak yang lain dan gosok jari-jari. Ganti tangan satunya.
Langkah 3: Gosok antara jari.

Langkah 4: Gosok bagian belakang jari. Lakukan hal yang sama dengan tangan satunya. 
Langkah 5: Gosok ibu jari dengan tangan yang lain. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari lain.
Langkah 6: Gosok ujung-ujung jari di telapak tangan lainnya.

Langkah 7: Gosok pergelangan tangan satu dengan pergelangan tangan lain sambil diputar. Lakukan bergantian dengan tangan satunya.
Dalam tiap langkah di atas, lakukan tiap langkah minimal 5 kali, dan terakhir bilas tangan di bawah aliran air.

Bagaimana membersihkan tangan jika tidak ada air bersih?
Anda dapat membersihkan tangan dengan hand sanitizer berbasis alkohol. Virus corona tidak resisten terhadap asam atau alkali tetapi sensitif terhadap pelarut organik dan disinfektan. Alkohol 75% dapat menonaktifkan virus tersebut, sehingga produk-produk disinfektan yang mengandung alkohol dari konsentrasi absolut (100%) dapat digunakan sebagai alternatif dari mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.

Apakah cuci tangan dengan sabun dan air bersih ampuh melawan virus corona?
Ya. Sering mencuci tangan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah infeksi viral seperti virus rhino dan virus corona. Menggosokkan tangan dengan sabun dan air secara efektif menyingkirkan kotoran dan mikroorganisme pada kulit, dan membilas sabun di bawah aliran air juga bisa meredakan iritasi pada kulit. Oleh karena itu, organisasi-organisasi yang berwenang seperti Chinese Center for Disease Control and Prevention, the World Health Organization, dan The United States Centers for Disease Control and Prevention semuanya merekomendasikan cuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan aliran air.

Bisakah alkohol 75% mengurangi risiko infeksi 2019-nCoV?
Ya. Virus corona sensitif terhadap pelarut organik dan disinfektan. Alkohol 75%, kloroform, formaldehyde, disinfektan mengandung klorin, asam perasetat, dan sinar ultraviolet dapat menonaktifkan virus tersebut, sehingga melap tangan dan telepon genggam dengan alcohol dapat mencegah infeksi COVID-19.

Bagaimana mencegah infeksi dari coronavirus baru di rumah?
(1) Tingkatkan kesadaran kesehatan dan kebersihan. Olahraga ringan dan istirahat yang cukup dan teratur untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
(2)  Menjaga kebersihan diri yang baik. Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu saat batuk atau bersin. Cuci tangan sesering mungkin dan hindari menyentuh mata, hidung atau mulut Anda dengan tangan yang belum dicuci.
(3)  Jaga kebersihan kamar dengan baik, bersihkan lantai dan perabotan, pisahkan sampah rumah tangga dan bawa keluar sampah tepat waktu.
(4)  Jaga ventilasi dengan baik. Beri ventilasi setiap hari agar udara segar masuk
(5) Disinfeksi. Aplikasikan desinfektan secara reguler pada kain pengepel lantai dan bersihkan permukaan perabotan. Coronavirus sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Jaga kehangatan pada suhu 132.8ºF selama 30 menit, 75% alkohol, disinfektan mengandung klorin, hidrogen peroksida dan kloroform bisa secara efektif mematikan virus.
(6) Hindari kontak dekat dengan orang-orang yang memiliki gejala penyakit pernapasan (seperti demam, batuk, bersin, dll.).
(7) Hindari bepergian ke tempat keramaian dan padat. Kenakan masker jika Anda harus berpergian.
(8)  Hindari konsumsi daging binatang liar. Hindari kontak dengan unggas dan binatang liar, dan jangan menyentuh daging segar binatang liar.
(9)  Jaga hewan piaraan dalam kandang dengan ketat. Berikan vaksin pada hewan piaraan Anda. Jaga kebersihan pada hewan piaraan Anda dengan baik.
(10) Ikuti tindakan pencegahan dan kebiasaan untuk menjaga keamanan pangan. Konsumsi daging yang dimasak matang dan telur yang direbus matang.
(11) Perhatikan kondisi tubuh Anda. Segera cari bantuan medis jika muncul gejala- gejala, seperti demam, batuk, dll.

Bagaimana mengatur ventilasi yang baik di kamar saya?
Pintu dan jendela rumah sering ditutup ketika cuaca dingin, sehingga udara di kamar dapat tercemar dengan cepat mempertimbangkan kurungan dan kegiatan di dalam ruangan seperti memasak. Oleh karena itu, jendela harus dibuka dari waktu ke waktu agar udara segar masuk.
Saat ini, tidak ada petunjuk internasional eksplisit untuk ventilasi yang layak. Disarankan untuk mengatur ventilasi sesuai dengan kondisi lingkungan di dalam ruangan dan di luar ruangan. Pertukaran udara di pagi hari, siang hari dan malam hari disarankan saat udara di luar baik. Pertukaran udara harus dilakukan selama 15 sampai 30 menit. Frekuensi dan waktu pertukaran udara harus dikurangi saat udara di luar kurang baik.

Apa saja manifestasi klinis COVID-19?
Awal terjangkitnya pasien dengan COVID-19 terutama termanifestasi sebagai demam, tapi beberapa pasien mungkin tidak mengalami demam dan hanya merasakan menggigil serta gejala-gejala sakit pernapasan, yang dapat muncul bersamaan dengan batuk kering yang ringan, rasa lelah, kesulitan bernapas, diare, dll Meskipun demikian, kemunculan pilek, dahak atau sputum, dan gejala-gejala lainnya jarang terjadi. Pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas secara bertahap. Pada kasus yang berat, penyakit ini dapat memburuk dengan cepat, mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik, asidosis metabolik ireversibel, dan gangguan koagulasi hanya dalam hitungan hari. Beberapa pasien awalnya merasakan gejala ringan tanpa demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis yang baik, meskipun beberapa berubah menjadi sakit kritis dan kadang menjadi fatal.

Bagaimana cara mengidentifikasi kasus COVID-19 secara klinis?
Orang yang memenuhi kedua kondisi berikut yang dianggap sebagai kasus suspect:
(1)   Riwayat epidemiologis. Kasus memiliki riwayat perjalanan atau tempat tinggal di daerah epidemi dalam waktu dua minggu sejak penularan, atau memiliki kontak dengan pasien dari daerah epidemi dalam waktu 14 hari dari penularan, atau pasien lain dengan gejala demam dan pernapasan di komunitas dengan kasus yang dilaporkan atau wabah berkelompok.
(2) Gambaran klinis. Gejala yang paling umum adalah demam. Beberapa pasien mungkin tidak mengalami demam, tetapi hanya kedinginan dan gejala pernapasan. Film dada menunjukkan karakteristik pneumonia virus. Selama tahap awal penyakit, jumlah sel darah putih normal atau di bawah normal, sedangkan jumlah limfosit dapat menurun.

Apa yang harus saya lakukan jika saya terinfeksi COVID-19?
Segera pergi ke institusi medis lokal yang ditunjuk untuk evaluasi, diagnosis dan perawatan. Ketika mencari perawatan medis untuk kemungkinan infeksi 2019-nCoV, Anda harus memberi tahu dokter Anda tentang riwayat perjalanan dan tempat tinggal Anda baru-baru ini, terutama jika Anda pernah ke daerah epidemi baru-baru ini, dan riwayat kontak dengan pasien pneumonia atau dugaan Kasus –nCoV 2019, dan hewan. Sangat penting untuk dicatat bahwa masker bedah harus dipakai sepanjang kunjungan untuk melindungi diri.

Gaya hidup yang dianjurkan untuk epidemic COVID- 19?
(1)  Konsumsi makanan protein tinggi setiap hari, termasuk ikan, daging, telur, susu, kacang polong, dan kacang-kacangan, pastikan asupan gizi cukup sesuai menu makanan sehari-hari. Jangan konsumsi daging binatang liar.
(2)  Konsumsi buah-buahan dan sayuran segar setiap hari, dan tingkatkan asupan sesuai menu makanan sehari-hari.
(3)  Minum air tidak kurang dari 1500 mL air setiap hari.

(4) Menerapkan pola makan yang beragam dari berbagai jenis, warna dan sumber yang berbeda-beda. Konsumsi lebih dari 20 jenis makanan setiap hari. Konsumsi makanan yang seimbang dari daging dan tumbuh-tumbuhan.
(5)  Pastikan cukup asupan nutrisi berdasarkan pola makan rutin.

(6) Malnutrisi, lanjut usia dan pasien dengan penyakit saluran pembuangan yang kronik disarankan untuk mengonsumsi suplemen solusi nutrisi komersial (makanan untuk keperluan medis khusus), dan suplemen tidak kurang dari 2100 kJ per hari (500 kcal).
(7)  Jangan berpuasa atau melanjutkan diet selama epidemi COVID-19. 
(8)  Pastikan istirahat teratur dan minimal 7 jam tidur setiap hari.
(9) Mulai olahraga secara pribadi sedikitnya 1 jam setiap hari. Jangan bergabung dalam latihan olahraga kelompok.
(10)Selama epidemi COVID-19, disarankan untuk mengonsumsi suplemen multi vitamin, mineral, dan minyak ikan laut.

V. Kewaspadaan di Tempat Umum

Bagaimana mencegah infeksi 2019-nCoV ketika bepergian dengan kendaraan umum?
Penumpang kendaraan umum seperti bus, kereta, kapal feri, atau pesawat terbang harus memakai masker untuk mencegah risiko terinfeksi di keramaian. Batuk atau bersin ke tisu yang menutupi seluruh hidung dan mulut. Bungkus rapat tisu bekas pakai dalam kantung plastik sebelum dibuang ke tempat sampah tertutup berlabel “limbah sisa” atau “limbah medis” untuk mencegah penyebaran virus.

Bagaimana mencegah infeksi 2019-nCoV di sekolah dasar, sekolah menengah, serta taman kanak-kanak?
(1)  Harus segera dibuat rencana darurat dan sistem akuntabilitas kepemimpinan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi 2019-nCoV, dan tanggung jawab diserahkan kepada departemen dan individu.
(2) Staf medis sekolah dan departemen yang bertanggungjawab atas manajemen keselamatan di sekolah harus memberikan pengarahan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi kepada staf, staf pengajar, dan guru untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada mereka tentang virus.
(3) Staf medis sekolah dan pihak sekolah harus memantau kondisi kesehatan siswa, melakukan inspeksi pagi dan sore, dan memeriksa siswa apakah ada demam, batuk, dan gejala infeksi pernapasan lainnya. Pastikan lakukan karantina sesegera mungkin terhadap siswa dengan gejala tersebut dan segera beritahukan orang tua dan tempat layanan kesehatan setempat.
(4)  Jaga sekolah agar tetap kering dan bersih, kamar-kamar harus dilengkapi dengan ventilasi yang memadai, semprotkan desinfektan pada tempat dan fasilitas umum setiap hari, dan lengkapi wastafel tangan dengan pembersih tangan atau sabun.
(5) Kurangi kegiatan kelompok. Di ruang kelas, siswa harus duduk terpisah dengan jarak yang memadai satu sama lain. Atur waktu makan di kantin.
(6)  Hubungi orang tua untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan siswa di luar sekolah.

Bagaimana siswa dapat menghindari infeksi 2019-nCoV di tempat belajar?
(1)  Di Ruang Kelas. Dibandingkan dengan tempat belajar lainnya, ruang kelas lebih ramai. Oleh karena itu, jaga kebersihan ruang kelas dan semprotkan disinfektan setiap hari. Buka jendela dan pintu ruang kelas 3 kali sehari, setiap kali selama 20-30 menit. Orang- orang di dalam harus tetap hangat saat ruang kelas terbuka. Pertahankan jarak sosial yang tepat. Kenakan masker, sering-seringlah mencuci tangan, minum banyak air, dan hindari berteriak atau makan di kelas.
(2)  Di Perpustakaan. Perpustakaan adalah fasilitas belajar umum yang penting bagi guru dan siswa. Staf perpustakaan harus mengenakan pakaian pelindung dan membuat perpustakaan berventilasi baik, menjaga ruangan perpustakaan selalu kering, bersih, dan melakukan desinfeksi setiap hari. Guru dan siswa harus mencuci dan mendisinfeksi tangan mereka setelah meminjam buku. Mereka harus mengenakan masker wajah dan menghindari menggosok mata, hidung atau mulut mereka dengan tangan.
(3)  Di Laboratorium. Laboratorium adalah tempat umum yang penting di sekolah. Sarung tangan dan masker lateks sekali pakai harus dipakai saat mempelajari atau melakukan percobaan  di laboratorium. Setelah percobaan selesai, bahan habis pakai laboratorium harus dibuang dengan benar sementara peralatan lainnya harus disterilkan segera. Patuhi 7 langkah mencuci tangan (Lihat Pertanyaan 54).

Bagaimana siswa dapat menghindari infeksi 2019-nCoV di tempat mereka beraktifitas sehari-hari?
(1) Di Kantin. Pastikan keamanan dan kebersihan makanan, dan perkuat inspeksi pada produk daging. Sebelum mulai bekerja setiap hari, staf kantin harus mengukur suhu, mengenakan masker dan mencuci tangan. Mereka juga harus mengganti masker secara teratur sesuai dengan pedoman. Area untuk makan dan pengolahan makanan serta peralatan makan harus disterilkan dengan sinar ultraviolet dan panas tinggi setiap hari. Toilet kantin harus dilengkapi dengan wastafel, sabun, dan desinfektan untuk mencuci tangan. Kurangi jumlah meja makan yang besar, atur siswa dan guru untuk makan secara berkelompok, dan pertahankan jarak yang tepat antara orang-orang dalam antrian.
(2) Di Stadion. Guru dan siswa disarankan untuk melakukan olahraga ringan, yang bermanfaat bagi kesehatan. Olahraga intensitas tinggi atau olahraga kontak tidak dianjurkan, karena yang pertama dapat melemahkan kekebalan orang, dan berpotensi menyebarkan virus.
(3)  Di Asrama. Asrama harus memiliki ventilasi yang baik dan bersih. Lakukan disinfeksi secara rutin jika memungkinkan. Siswa harus mencuci tangan ketika memasuki asrama setelah dari luar, serta mengganti dan mencuci pakaian dan mandi secara teratur. Pastikan tidur yang teratur dan memadai.

Nota Bene

Pada tahun 2003, Tiongkok diterpa wabah SARS, yang dimulai di provinsi Guangdong, dan menyebar ke seluruh pelosok negeri, bahkan ke luar negeri.
Studi telah mengkonfirmasi bahwa coronavirus yang menyebabkan SARS (SARS- CoV) berasal dari kelelawar dan ditularkan ke manusia melalui Paguma larvata. Ketika pneumonia Coronavirus baru mewabah, ada penelitian yang menunjukkan genom patogen (2019-nCov) menunjukkan lebih dari 85% homologi dengan Coronavirus pada kelelawar.
Meskipun belum diketahui satwa liar mana yang menularkan virus, bukti sejauh ini cukup untuk mengkonfirmasi bahwa ini adalah epidemi pada manusia yang disebabkan oleh satwa liar. Pada kenyataannya, “penular” penyakit ini bukanlah satwa liar, melainkan manusia. Tindakan manusia menghancurkan ekologi alami, memburu satwa liar, menciptakan sanitasi yang buruk, dan kebiasaan makan yang buruk telah berulang kali mengundang tragedi. Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa kejadian dan penyebaran penyakit menular adalah pilihan yang dibuat oleh alam untuk menyeimbangkan kembali hubungannya dengan manusia.
Kemajuan dan perkembangan masyarakat manusia seharusnya tidak terancam oleh penyakit menular. Di sini, kami mengajak semua orang untuk menghormati alam, menghargai ilmu, dan mengadopsi gaya hidup sehat. Kami memiliki keyakinan dalam mengatasi penyakit dan membangun hubungan yang seimbang dan harmonis antara manusia dan alam.

Apakah wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi, atau berisiko lebih tinggi untuk penyakit parah, morbiditas, atau mortalitas dengan COVID-19, dibandingkan dengan masyarakat umum?
J: Kami tidak memiliki informasi dari laporan ilmiah yang diterbitkan tentang kerentanan wanita hamil terhadap COVID-19. Wanita hamil mengalami perubahan imunologis dan fisiologis yang mungkin membuatnya lebih rentan terhadap infeksi pernapasan virus, termasuk COVID-19.  Wanita hamil juga mungkin berisiko terhadap penyakit parah, morbiditas, atau mortalitas dibandingkan dengan populasi umum seperti yang diamati dalam kasus infeksi coronavirus terkait lainnya [termasuk coronavirus sindrom pernafasan akut parah (SARS-CoV) dan coronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERSCoV) dan infeksi pernapasan virus lainnya, seperti influenza, selama kehamilan.
Meskipun penyebaran virus dari orang ke orang yang menyebabkan COVI 0-19 telah diamati di Amerika Serikat di antara kontak dekat, virus tersebut saat ini tidak menyebar di antara orang-orang di komunitas di Amerika Serikat dan risiko langsung terhadap masyarakat umum rendah. Wanita hamil harus melakukan tindakan pencegahan biasa untuk menghindari infeksi seperti sering mencuci tangan dan menghindari orang yang sakit.

T: Apakah wanita hamil dengan COVID-19 berisiko lebih tinggi untuk keadaan akhir kehamilan yang buruk?
J: Kami tidak memiliki informasi mengenai keadaan akhir kehamilan yang buruk pada wanita hamil dengan COVID-19. Kehilangan pada kehamilan, termasuk keguguran dan kelahiran mati, telah diamati dalam kasus infeksi dengan virus corona terkait lainnya [SARS-CoV dan MERS-CoV] selama kehamilan. Demam tinggi selama trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir tertentu.

T: Apakah petugas kesehatan hamil berisiko lebih tinggi mendapatkan keadaan akhir yang buruk jika mereka merawat pasien dengan COVID-19?
J: Tenaga kesehatan hamil (TKH) harus mengikuti pemeriksaan risiko dan pedoman pengendalian infeksi untuk TKH yang terpapar pada pasien yang diduga atau dikonfirmasi COVID-19. Kepatuhan terhadap praktik pencegahan dan pengendalian infeksi yang direkomendasikan adalah bagian penting untuk melindungi semua TKH di rangkaian perawatan kesehatan. Informasi tentang COVID-19 pada kehamilan sangat terbatas; fasilitas mungkin ingin mempertimbangkan membatasi paparan TKH hamil kepada pasien dengan COVI D-19 yang dikonfirmasi atau dicurigai, terutama selama prosedur risiko yang lebih tinggi (mis., prosedur penghasil aerosol) jika memungkinkan berdasarkan ketersediaan staf.

T: Dapatkah wanita hamil dengan COVID-19 menularkan virus ke janin atau bayi mereka (mis. Penularan vertikal)?
J: Virus yang menyebabkan COVID-19 diperkirakan menyebar terutama melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi melalui tetesan pernapasan. Apakah seorang wanita hamil dengan COVID-19 dapat menularkan virus yang menyebabkan COVID-19 ke janinnya atau neonatus melalui rute transmisi vertikal lainnya (sebelum, selama, atau setelah melahirkan) masih belum diketahui. Namun, dalam serangkaian kasus baru-baru ini terbatas pada bayi yang lahir dari ibu dengan COVID-19 yang diterbitkan dalam literatur peer-review, tidak ada bayi yang dites positif untuk virus yang menyebabkan COVID-19. Selain itu, virus tidak terdeteksi dalam sampel cairan ketuban atau ASI. Tersedia informasi terbatas mengenai transmisi vertikal untuk coronavirus lain (MERS- CoV dan SARS-CoV) tetapi transmisi vertikal belum dilaporkan untuk infeksi ini.


T: Apakah bayi yang lahir dari ibu dengan COVID-19 selama kehamilan berisiko lebih tinggi untuk akibat yang buruk?
J: Berdasarkan laporan kasus terbatas, keadaan akhir bayi yang buruk (mis.Kelahiran prematur) telah dilaporkan di antara bayi yang lahir dari ibu yang positif COVI D-19 selama kehamilan. Namun, tidak jelas bahwa hasil ini terkait dengan infeksi ibu, dan pada saat ini risiko keadaan akhir bayi yang buruk belum diketahui. Mengingat data terbatas yang tersedia terkait dengan COVI D-19 selama kehamilan, pengetahuan tentang keadaan akhir yang buruk  dari infeksi virus pernapasan lainnya dapat memberikan beberapa informasi. Sebagai contoh, infeksi virus pernapasan lainnya selama kehamilan, seperti influenza, telah dikaitkan dengan hasil neonatal yang buruk, termasuk berat lahir rendah dan kelahiran prematur. Selain itu, menderita pilek atau influenza dengan demam tinggi pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir tertentu. Bayi-bayi telah dilahirkan prematur dan / atau  kecil untuk usia kehamilan oleh ibu dengan infeksi coronavirus lainnya, SARSCoV dan M ERS-CoV, selama kehamilan.

T: Apakah ada risiko bahwa COVID-19 pada wanita hamil atau neonatus dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan bayi yang mungkin memerlukan bantuan klinis setelah masa bayi?
J: Saat ini, tidak ada informasi tentang efek kesehatan jangka panjang pada bayi baik dengan COVID-19, atau mereka yang terpapar virus yang menyebabkan COVID-19 dalam rahim. Secara umum, prematuritas dan berat badan lahir rendah dikaitkan dengan efek kesehatan jangka panjang yang buruk.

T: Apakah anak-anak lebih rentan terhadap virus yang menyebabkan COVID-19 dibandingkan dengan populasi umum dan bagaimana infeksi dapat dicegah?
J: Tidak, tidak ada bukti bahwa anak-anak lebih rentan. Bahkan, sebagian besar kasus terkonfirmasi COVID-19 yang dilaporkan dari Cina terjadi pada orang dewasa. Namun, laporan infeksi pada anak-anak, termasuk pada anak-anak yang sangat muda juga ada. Berdasarkan informasi yang terbatas dari wabah Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus (SARSCoV) dan Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERSCoV), infeksi pada anak-anak relatif jarang terjadi.
Penyebaran virus COVID-19 dari orang ke orang terlihat di antara kontak dekat para pelancong yang kembali dari provinsi Hubei di Cina. Saat ini virus tersebut tidak menyebar di komunitas di Amerika Serikat dan risiko terhadap masyarakat umum rendah. Anak-anak harus melakukan tindakan pencegahan biasa untuk menghindari infeksi, termasuk sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol, menghindari orang yang sakit, dan melakukan vaksinasi, termasuk vaksin influenza.


T: Apakah gejala klinis COVID-19 berbeda pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa?
J: Laporan terbatas tentang anak-anak dengan COVID-19 di Cina menggambarkan gejala seperti pilek, seperti demam, hidung berair, dan batuk. Gejala gastrointestinal (muntah dan diare) telah dilaporkan pada setidaknya satu anak dengan COVID-19. Laporan terbatas ini menyiratkan bahwa anak-anak terkonfirmasi COVID-19 umumnya menunjukkan gejala ringan, dan  meskipun terdapat laporan tentang komplikasi parah (misalnya, sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik) pada anak-anak, hal itu tampaknya jarang terjadi.


T: Apakah anak-anak berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit yang parah, mempunyai morbiditas, atau mortalitas yang lebih tinggi akibat infeksi COVID-19 dibandingkan dengan orang dewasa?
J: Sangat sedikit laporan mengenai hasil klinis untuk anak-anak dengan COVID-19 sampai saat ini. Laporan yang terbatas dari Cina menyiratkan bahwa anak-anak terkonfirmasi COVID-19 umumnya menunjukkan gejala ringan, dan meskipun komplikasi parah (misalnya, sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik) telah dilaporkan, hal itu tampaknya jarang terjadi. Namun, seperti halnya penyakit pernapasan lainnya, populasi anak-anak tertentu mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi yang parah, seperti anak-anak yang telah memiliki kondisi kesehatan tertentu.


T: Apakah ada perawatan tertentu untuk anak-anak dengan COVID-19?
J: Saat ini tidak ada obat antivirus yang direkomendasikan atau dilisensikan oleh Food and Drug Administration AS untuk COVID-19. Manajemen klinis yang direkomendasikan mencakup penerapan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang dalam melakukan layanan kesehatan serta manajemen komplikasi yang mendukung.
Anak-anak  dan anggota keluarga mereka harus melakukan  tindakan pencegahan seperti biasa untuk mencegah penyebaran infeksi pernapasan, termasuk menutupi batuk, sering  mencuci tangan dengan sabun dan air atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol, dan mengikuti vaksinasi, termasuk influenza.

Wawancara exclusive dengan Mr. Corona.




Posting Komentar

0 Komentar