Tipe-Tipe Masyarakat dan Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

 E.      Tipe – Tipe Masyarakat dalam Menyikapi Perubahan


a. Masyarakat Terbuka

1. Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi

Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern

          Berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern:

1.   Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan

2.   Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat

3.  Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu

4.  Memiliki perencanaan dan pengorganisasian

5.  Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)

6.  Penuh perhitungan dan percaya diri

7.   Menghargai harkat hidup orang lain

8.  Memiliki sikap keadilan dan pemerataan

2. Masyarakat yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi

Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.

Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI 

Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.

Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari Barat itu modern. Westernisasi harus kita tolak. Kita bukan orang Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.

   b. Masyarakat Tertutup

Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.

Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan pakaian

Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup

  1. Tak mau kehilangan budaya aslinya
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
  3. Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
  4. Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
  5. Mobilitas sosial rendah

             

F.       Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya



Kita telah belajar tentang perubahan sosial budaya dan globalisasi beserta dampak perubahan sosial budaya dan globalisasi. Perubahan sosial budaya pada masyarakat menimbulkan adanya perilaku positif dan negatif. Berikut ini beberapa contohnya

A. Perilaku Positif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

1. Percaya Pada Diri Sendiri

Orang yang percaya diri tidak membiarkan kebiasaan lama, orang lain, dan kondisi lingkungan mendikte nasibnya. Dia menunjukkan sikap dan menentukan diri sendiri arah hidupnya. Ia tak pernah terkurung adalam ketakutan, melainkan selalu berusaha melakukan tindakan membangun. Orang seperti ini melihat perubahan sebagai sesuatau yang wajar. Perubahan adalah tantangan dan kesempatan untuk berkembang. Ia juga yakin bahwa ia dapat melewati setiap tantangan sebagai dampak dari perubahan itu

Orang yang percaya diri akan meniali dirinya secara jujur. Ia sadar akan semua aset berharga dalam dirinya dan selalu berusaha menemukan aset lain yang belum dikembangkan. Ia juga membuat analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threats atau kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman) dalam dirinya.

Hasil dari analisis ini digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistis

2. Berpikir Rasional

Menurut Habermas, rasionalitas adalah kemampuan berpikir secara logis dan analitis. Berpikir secara analitis berarti berusaha menyelidiki suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Cara berpikir rasional merupakan cara berpikir dimana orang mempertimbangkan akal budinya dalam memutuskan sesuatu.

Orang seperti ini tak menerima begitu saja sebuah unsur baru. Ia akan selalu menyelidikinya dan mempertimbangkannya.

Orang seperti ini akan cenderung mudah menerima sesuatu yang masuk akal. Bila perubahan itu mengarah pada sesuatau yang baik, yang masuk akal ia akan menerima perubahan itu.Bila perubahan itu tidak masuk akal, dan negatif ia akan dengan segera menolaknya.

3. Terbuka Pada Inovasi

Orang yang terbuka pada inovasi akan cenderung dinamis dan mudah berubah. Karena ia senantiasa terdorong untuk lebih dalam mengetahui inovasi baru dan dengan segera mempelajarinya. Semakin terbuka seseorang terhadap suatu inovasi, semakin besar pula perubahan yang mungkin terjadi.

 

B.  Perilaku Negatif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

1. Penyalahgunaan Teknologi

Teknologi disisi lain dapat memudahkan dan membantu kehidupan manusia jika digunakan secara bijaksana. Akan tetapi ketika teknologi digunakan secara tidak bijaksana, akan menimbulkan dampak negatif. Misalnya saja teknologi internet digunakan oleh sebagian orang untuk pornografi dan melakukan kejahatan di dunia maya.

2. Perilaku Kebarat-Baratan

Westernisasi adalah suatu asimilasi kebudayaan barat atau proses soosial yang memperkenalkan kebiasaan dan praktik-praktik peradaban Barat. Hal ini terjadi karena mereka menganggap semua yang dari Barat modern. Mereka bertingkah seperti orang Barat agar dianggap modern. Buktinya yaitu gaya hidup mereka yang ala barat, mulai dari cara berpakaian hingga pola makan.

Bila diamati, budaya Barat berpotensi mengubah cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidup kita. Ketiga aspek ini tak semuanya negatif atau positif. Dari ketiga aspek itu, cara hidup lebih cepat berubah daripada cara berpikir ataupun cara bekerja. Tanpa sadar masyarakat membiarkan kebudayaan Baratmengubah pola hidup mereka. Gaya hidup masyarakat yang khas sudah mulai menghilang.

 3. Konsumerisme

Konsumerisme merupakan sikap atau perilaku suka membeli barang untuk mendapatkan prestise atau gengsi tertentu, tanpa memperhatikan kegunaanya. Perilaku seperti ini lebih mendahulukan pemenuhan keinginan dengan gaya hidup mewah daripada pemenuhan kebutuhan pokok.

C. Dampak Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

a. Integrasi Sosial

Manusia atau masyarakat menemukan sistem nilai dan falsafah hidup baru. Apabila hal ini terjai, maka unsur-unsur yang berbeda dapat saling menyesuaikan, berarti yang terjadi adalah integrasi sosial.

b. Disintegrasi Sosial

Disintegrasi sosial terjadi ketika unsur-unsur sosial yang berbeda yang ada dalam masyarakat tidak mampu menyesuaikan diri satu sama lain. Ketika unsur sosial yang satu memaksakan diri, maka unsur sosial yang lainnya akan memberontak atau melawan.

Gejala disintegrasi sosial antara lain sebagai berikut:

1.      Tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan semula yang ingin dicapai.

2.      Norma-norma masyarakat mulai tidak berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian sosial demi mencapai tujuan bersama.

3.      Terjadi pertentangan antarnorma-norma yang ada dalam masyarakat.

4.      Sanksi yang diberikan kepad pelanggar norma tidak dilaksanakan secara konsekuen.

5.      Tindakan-tindakan warga masyarakat tidak lagi sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

6.      Terjadi proses-proses sosial yang bersifat disosiatif.

 

Bentuk-Bentuk Disintegrasi Sosial

1.      Aksi protes dan demonstrasi

2.      Kriminalitas

3.      Kenakalan remaja

4.      Pelacuran

5.      Pergolakan daerah

 

G. Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

a. Sikap Positif terhadap pengaruh perubahan sosial budaya

1. Terbuka (Open Minded)

Masyarakat dapat bersikap terbuka pada perubahan sosial budaya. Masyarakat akan memperhatikan sesuatu yang baru yang ada disekitar mereka. Setelah itu mereka melakukan seleksi akan pengaruh tersebut.

Bangsa Indonesia sejak dulu merupakan bangsa yang terbuka terhadap budaya dari luar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya asimilasi maupun akulturasi yang ada di Indonesia. Kebudayaan Betawi misalnya, merupakan asimilasi dari kebudayaan Indonesia, Melayu, Cina, Timur Tengah dan Eropa.

2. Antisipatif

Antisipatif adalah sikap tanggap terhadap sesuatu yang sedang dan akan terjadi. Setelah bersikap terbuka dengan perubahan yang terjadi, kita juga harus tanggap terhadap kemungkinan-kemungkinan dan fenomena yang terjadi.

3. Selektif

Selektif memiliki dua makna, yang pertama melalui seleksi atau penyaringan, yang kedua mempunyai daya pilih.

Setelah mengetahui bahwa suatu perubahan sosial budaya memiliki pengaruh baik atau buruk, masyarakat kemudian melakukan proses seleksi yakni memilih pengaruh manakah yang memberikan manfaat besar bagi dirinya ataupun orang lain.

4.  Adaptif

Apabila seseorang telah memutuskan bahwa suatu kebudayaan telah membawa pengaruh positif bagi dirinya dan orang lain, ia akan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Dengan cara seperti itu, ia akan mudah mengikuti dan menyerap perubahan itu

5. Tidak Meninggalkan Kebudayaan Asli

Meski kita telah menerima kebudayaan dari luar, dan telah beradaptasi dengan kebudayaan tersebut. Hendaklah kebudayaan asli kita senantiasa kita jaga dan lestarikan agar jangan sampai hilang. Karena kebudayaan asli kita adalah suatu yang unik dan memiliki nilai yang tinggi.

E. Sikap Negatif terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

1. Tertutup dan Curiga

Sikap tertutup biasanya dimiliki oleh masyarakat yang sudah terlanjur menikmati dan tenang berada di dalam kebudayaannya yang mapan. Mereka akan merasa tidak senang apabila ada pengaruh kebudayaan lain yang mencoba masuk kedalamnya.

Perubahan sosial budaya yang masuk dianggap akan merusak tatanan yang ada. Sikap tertutup dan curiga ini merupakan salah satu  ciri masyarakat tradisional.

2. Acuh tak Acuh dan Apatis

Sikap ini mirip dengan sikap tertutup. Hanya saja sikap ini memiliki perbedaan dengan sikap tertutup dalam hal merasakan perubahan yang datang. Sikap tertutup, masyarakatnya merasakan penuh pengaruh perubahan itu, akan tetapi sikap acuh tak acuh dan apatis ini masyarakat atau individu belum tentu merasakan pengaruh perubahan.

Pada sikap acuh tak acuh ini, masyarakat tak mau tahu dengan apa yang sedang terjadi, karena pengaruh yang ada tak berdampak apa-apa pada dirinya.

 

3. Tidak Selektif dan Tidak Berinisiatif

Tidak selektif berarti tak mampu memilah-milah pengaruh perubahan sosial budaya manakah yang bermanfaat atau tidak bagi dirinya.

Tidak inisiatif berarti tidak memiliki ide atau prakarsa untuk berbuat sesuatu. Segala sesuatunya ditentukan oleh pihak lain. Dalam menghadapi perubahan sosial budaya, orang yang punya inisiatif akan mudah diombang-ambingkan pengaruh dari luar dirinya.



Posting Komentar

0 Komentar